MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 BARON69 RONIN86 DINASTI168
Search for:
  • Home/
  • YOGYA/
  • Cerita Rakyat Nyi Plered, Asal-usul Pusaka Tombak Raja-raja Tanah Jawa
Cerita Rakyat Nyi Plered, Asal-usul Pusaka Tombak Raja-raja Tanah Jawa

Cerita Rakyat Nyi Plered, Asal-usul Pusaka Tombak Raja-raja Tanah Jawa

0 0
Read Time:1 Minute, 1 Second

BANTUL, iNews.id – Cerita Rakyat Nyi Plered menarik untuk diketahui masyarakat umum. Cerita rakyat dari Yogyakarta ini menjadi asal-usul senjata berupa tombak bagi raja-raja di tanah Jawa yang berkuasa.

Cerita rakyat Nyi Plered dimulai dari keluarga seorang Tumenggung bernama Wilatikta di Jawa Tengah. Keluarga ini memiliki dua anak, seorang putra bernama Raden Sahid dan seorang putri bernama Rasa Wulan.

Wilatikta ingin kedua anaknya menikah karena putra mereka, Raden Sahid, diharapkan menggantikan kedudukannya nanti. Sayangnya, Raden Sahid belum ingin menikah, tetapi tidak bisa menolak keinginan ayahnya. 

Ia kemudian memutuskan pergi dari rumah untuk menghindari tekanan ayahnya. Adiknya, Rasa Wulan, yang menyadari kepergian kakaknya, juga memutuskan untuk mencari Raden Sahid, tetapi mereka tidak pernah bertemu.

Selama perjalanannya, Raden Sahid bertemu dengan Sunan Bonang dan akhirnya dikenal sebagai Sunan Kalijaga, seorang wali yang terkenal akan kebijaksanaan dan kesaktiannya. 

Sementara Rasa Wulan mengembara bertahun-tahun mencari kakaknya, tetapi tidak pernah menemukannya. Akhirnya, Rasa Wulan memilih untuk bertapa ngidang yaitu hanya memakan dedaunan di hutan Glagahwangi.

Di hutan Glagahwangi, Rasa Wulan menemukan danau Sendhang Beji dan bertemu dengan seorang pertapa yang disebut Bertapa Ngalong (menggantungkan kepalanya seperti kelelawar). Pertapa tersebut adalah Syekh Maulana Maghribi.

Editor : Kuntadi Kuntadi

Follow Berita iNewsYogya di Google News

Bagikan Artikel:

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %